2025 Kapitalisasi Pasar Bank Syariah Indonesia US$7-8 Miliar
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi memproyeksikan, kapitalisasi pasar Bank Syariah Indonesia pada 2025 akan mencapai US$7-8 miliar dan menduduki di peringkat 10 bank syariah global.
“Dengan demikian, kita bisa bersanding dengan perbankan Syariah global lainnya, seperti Bank AlBilad dengan kapitalisasi pasar US$9,3 miliar, Boubyan Bank US$9,5 miliar, Masraf Al Rayan US$10,1 miliar, dan teratas ada Al Rajhi Bnkg & Invest Corp US$50,2 miliar,” kata Hery pada acara 7th Indonesia Islamic Economics Forum yang digelar secara daring, Jumat (22/1).
Hary mengatakan legal merger bank syariah milik Himbara, yakni Mandiri Syariah, BNI Syariah, dan BRI Syariah diharapkan selesai pada 1 Februari 2021. Usai merger Bank Syariah Indonesia akan memiliki keuangan yang solid, dengan aset mencapai Rp239,56 triliun, dana pihak ketiga Rp209,98 triliun, penyaluran pembiayaan Rp156,51 triliun serta modal Rp22,61 triliun, dan kapitalisasi pasar Rp4,96 triliun per Desember 2020.
Saat ini, tingkat penetrasi bank Syariah di Indonesia masih rendah, hanya 6% jika dibandingkan dengan negara lain, seperti Malaysia 29%, Brunei Darussalam 57%, dan Saudi Arabia mencapai 63%.
“Kita sangat ketinggalan jika dibandingkan dengan katakanlah Malaysia. Apa yang membuat bank syariah kita tidak tumbuh secara optimal? Mari, kita atasi segala hambatan-hambatan yang ada karena potensi bank syariah di Indonesia sangat besar dengan populasi muslimnya terbesar di dunia,” tegasnya.
Di saat yang sama, kata Hary, prospek bank syariah yang besar akan ditopang dengan pengembangan ekosistem halal yang memiliki potensi industri halal mencapai kurang lebih Rp6.545 triliun. Sebut saja, kawasan industry, laboratorium, pelabuhan, dan lainnya.
“Jadi, Indonesia membutuhkan industri perbankan syariah yang kuat yang memiliki produk-produk inovatif, jaringan yang luas, SDM yang kompeten, informasi teknologi yang mumpuni, serta permodalan,” urainya.