Pacu Pendapatan, Antam Manfaatkan Pasar Domestik
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berencana memanfaatkan pasar domestik untuk meningkatkan pendapatan sepanjang tahun ini.
“Kami akan memanfaatkan pasar domestik untuk penjualan bijih nikel domestik dan bijih bauksit pada harga HPM (Harga Patokan Mineral) yang telah disesuaikan dan terbuka pada tahun 2021. Masih terbukanya pasar domestik untuk pemasaran emas, perak dibanding dengan pasar ekspor yang marginnya lebih kecil,” kata manajemen dalam laporan tahunan 2020 dikutip Rabu (17/3).
Dengan demikian, Antam mengupayahkan tingkat produksi semaksimal mungkin mendekati design capacity-nya Feronikel menjadi 27.000 TNi dan stabil pada level 27.000 TNi sepanjang tahun ini, serta trading emas dinaikkan lagi dari 18.000 kg emas pada tahun ini.
Cadangan bijih emas yang berkadar tinggi sudah menipis sehingga produksi emas di Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor akan terbatas. Oleh sebab itu, Antam harus mendapat cadangan baru.
Pada akhir Desember 2020, harga komoditas menunjukkan pertumbuhan seperti feronikel berada pada level US$6,60 per-pound, harga bijih nikel US$40,28 per-wmt, harga emas US$1.976/t.oz, harga perak US$24,39 per t.oz, dan bauksit US$23,80/wmt. Oleh sebab itu, jajaran direksi Antam diimbau dapat memanfaatkan momentum kenaikan tersebut.
“Pada dasarnya, Antam harus mengupayakan momentum yang memberi kontribusi positip sekecil apapun kepada korporasi dimanfaatkan sebaik-baiknya buat ANTAM, seperti produksi harus memenuhi target, penjualan bijih nikel domestik dengan HPM logam yang telah disesuaikan merupakan peluang yang baik, penjualan emas domestik yang lebih memberi margin yang lebih besar dibandingkan emas ekspor dan penjualan ekspor bauksit dimanfaatkan sebesar kuota ekspor yang diperoleh,” paparnya.
Laporan tahunan Antam menuliskan, China saat ini masih menjadi tujuan utama pasar nikel dunia, sekaligus satu-satunya negara yang ekonominya telah pulih pasca COVID-19 outbreak, yang terlibat terjadi kenaikan tren produksi baja tahan karat berbasis nikel sebanyak 2,6% secara bulanan pada 2020. Hal ini akan berdampak baik dari harga maupun permintaan feronikel sepanjang tahun ini.
Sementara, sentimen volatilitas harga emas dipengaruhi oleh ketidakpastian berakhirnya pandemi COVID-19. Selain itu, isu gelombang kedua di Eropa yang memperkeruh ekuitas sehingga terdapat lonjakan permintaan emas sebagai asset safe- haven.