Bisnis Garam Berpotensi Dikembangkan


Jakarta - BUMN Holding Pangan ID FOOD optimis bisnis sektor garam yang dikelola PT Garam berpotensi untuk dikembangkan.

Komisaris Holding pangan ID FOOD Budiono Sandi mengatakan bisnis garam bisa mengangkat perekonomian dan kesejahteraan petani garam melalui peningkatan kemitraan dengan masyarakat lokal.

"Sektor bisnis garam berpotensi dikembangkan, khususnya untuk kebutuhan sektor industri aneka pangan. Kemitraan dengan masyarakat seperti dengan petani atau petambak garam dapat terus ditingkatkan sehingga mampu meningkatkan ekonomi masyarakat,” katanya dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (13/12).

Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan total produksi garam lokal tahun 2021 mencapai 1,09 juta ton, di mana 912 ribu ton diproduksi dari petani garam dan 180 ribu ton dihasilkan dari produksi PT Garam.

Sedangkan kebutuhan garam khusus untuk sektor rumah tangga, komersil, peternakan capai 745 ribu ton.
 
“Artinya, ada peluang untuk mendukung pemerintah berswasembada garam konsumsi dan ke depan PT Garam terus melakukan pembenahan dan mengambil peluang pasar garam industri dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi serta menjalin kemitraan petani garam,” terang Budiono.

Sementara itu, Komisaris Holding pangan ID FOOD Abdul Rochim menambahkan pembenahan sektor garam yang dikelola anggota holding ID FOOD dapat dengan merevitalisasi pengolahan garam di pertanian (on farm) dan di luar pertanian (off farm) serta optimalisasi aset garam non produktif untuk menunjang produksi garam.

“Terkait langkah pembenahan melalui revitalisasi rencana pembangunan pabrik garam yang akan dibangun, dapat dikoordinasikan dengan stakeholder agar pabrik garam tersebut memberi manfaat optimal bagi masyarakat,” tuturnya.

Holding pangan ID FOOD melalui PT Garam akan melakukan sejumlah transformasi untuk menguatkan produksi garam nasional diantaranya dengan merevitalisasi ladang garam sebagai langkah transformasi di on farm mulai dari ladang pergaraman, perbaikan tata kelola air sehingga dapat menghasilkan air tua yang optimal, selain itu juga melakukan sistem mekanisasi dalam panen garam dan pengolahan bittern.

Di off farm, langkah transformasi yang dilakukan melalui penguatan pengolahan garam dengan optimalisasi pabrik dan peningkatan kapasitas pabrik serta rencana optimalisasi puluhan aset-aset PT Garam di beberapa titik lokasi di Indonesia.

Langkah transformasi sektor garam ini didukung dari kinerja positif PT Garam, terbukti dari realisasi penjualan hingga Oktober 2022 tercatat Rp285 miliar, dengan perolehan laba usaha mencapai 16 Miliar atau 116% dari target RKAP tahun 2022.

Berdasarkan data yang dihimpun dari PT Garam, hingga Oktober 2022 pasokan garam tahun ini sinergi petambak/ petani garam tercatat sekitar 515 ribu ton yang tersebar di beberapa provinsi antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan wilayah produksi lainnya.

 



Berita Populer


ASEANFLAG