Dana Rights Issue BRI Perkuat Pembiayaan Ultra Mikro


PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk akan mendapatkan kepercayaan penuh investor publik saat rights issue, sehingga dana yang diperoleh dapat meningkatkan kinerja pembiayaan segmen ultra mikro di masa pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi COVID-19.

“Kontribusi investor publik berpotensi maksimal karena reputasi BRI yang sangat baik dalam pembiayaan dan pemberdayaan di segmen mikro nasional,” kata Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch. Amin dalam keterangannya, Rabu (21/7).

Amin memperkirakan kontribusi pemegang saham publik dalam penerbitan saham baru untuk pembentukan holding BUMN Ultra Mikro (UMi) akan berada di kisaran Rp20 triliun hingga Rp40 triliun.

"Dengan dana tersebut, BRI sebagai induk holding mampu mendorong kinerja holding lebih kuat lagi," terangnya.

Sebelumnya, pada pertengahan Juni lalu, BRI telah mempublikasikan keterbukaan informasi terkait rencana rights issue. Perseroan menjadi induk holding BUMN sektor UMi-UMKM diawali dengan pelaksanaan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD).

Dalam rights issue ini, perseroan akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 28,67 miliar seri B atau setara dengan 23,25% saham BBRI saat ini dengan nilai nominal Rp50 per saham. Pemerintah selaku pemegang saham pengendali akan mengambil bagian atas seluruh HMETD yang menjadi haknya melalui mekanisme inbreng atas saham milik pemerintah di Pegadaian dan PNM masing-masing 99,99%.

Pemerintah telah menerbitkan landasan hukum pembentukan holding dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2021. Sesuai PP tersebut, holding terdiri atas tiga entitas BUMN yakni BRI, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Masyarakat Madani (Persero) atau PNM.

Pada Kamis (22/7), BRI akan menggelar RUPSLB dengan agenda persetujuan atas rights issue kepada para pemegang saham. Terkait hal itu, Amin memproyeksikan suntikan dana segar utamanya akan dipergunakan untuk memastikan kualitas kredit di segmen UMi dan UMKM.

"Hal itu sangat diperlukan mengingat segmen UMi dan UMKM adalah salah satu penopang ekonomi nasional. Segmen tersebut membutuhkan stimulus yang maksimal di tengah masa-masa sulit seperti ini," ujarnya.



Berita Populer


ASEANFLAG