Permodalan BRI Cukup Kuat hingga 2-3 Tahun Mendatang


Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) meyakini memiliki permodalan yang cukup kuat, sehingga tidak memerlukan tambahan modal dalam 2-3 tahun ke depan. 

“Maka 2-3 tahun ke depan BRI tidak perlu menambah modal. Justru BRI perlu mengoptimalkan modal dengan cara bertumbuh,” kata Direktur Utama BRI Sunarso dalam siaran pers, Rabu (7/9). 

Ia menilai, BRI memiliki tiga keunggulan untuk mendukung pertumbuhan bisnis di mendatang, yakni modal yang cukup, likuiditas longgar, serta punya sumber pertumbuhan baru yang jelas. 

Per Juni 2022, BRI memiliki Capital Adequacy Ratio (CAR) sekitar 25%, naik 20% secara tahunan. Dengan demikian, BRI punya keleluasaan menurunkan CAR dari level 25% ke level yang optimal di kisaran 16%-18%.

"Hal ini menunjukkan bahwa transformasi BRI semakin kuat, terutama dari struktur liabilitasnya sehingga mampu mempertebal ketersediaan likuiditas," tambahnya.

Pada tempat yang sama, Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu memproyeksikan pertumbuhan kinerja dalam 2-3 tahun ke depan berada di kisaran 11%-12%. 

Oleh sebab itu, kurun 3-5 tahun ke depan BRI masih memiliki kesempatan untuk memberikan dividen pay out ratio yang lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi normal prapendemi. 

“Tahun ini, sebenarnya kami sudah memulai dividen pay out ratio yang cukup tinggi, yaitu kurang lebih 85% dari net profit di tahun 2021. Artinya, setiap lembar saham itu menerima kurang lebih Rp174,” urai Viviana. 

Menurut dia, dengan kondisi permodalan saat ini, lalu pertumbuhan di kisaran 11-12%, serta komitmen untuk memberikan return yang optimal dalam 3 - 5 tahun ke depan, maka BRI masih memiliki potensi untuk memberikan dividen di atas 70%. 



Berita Populer


ASEANFLAG