Pemerintah Akselerasi Pengembangan Kawasan Industri


 

Kawasan Industri
 

 

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mengakselerasi pengembangan kawasan industri di sejumlah wilayah untuk menarik investor potensial skala global, khususnya yang ingin merelokasi basis produksinya ke Indonesia.

Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Eko S.A. Cahyanto mengatakan, pemerintah senantiasa aktif melakukan sinergi dengan stakeholders, diantaranya dengan pengelola kawasan industri, pelaku usaha, dan pemerintah daerah dalam upaya penyelesaian hambatan pembangunan kawasan industri.

“Kami akan mensosialisasikan program dan kebijakan pemerintah kepada para pemangku kepentingan, terutama yang terkait dengan kemudahan investasi di Tanah Air. Pemerintah bertekad untuk semakin menciptakan iklim investasi yang kondusif, meskipun di tengah tekanan dampak pandemi COVID-19,” katanya di Jakarta, Jumat (29/1).

Di samping itu, menurut Eko, Kementerian Perindustrian akan menjalin kerja sama untuk promosi kawasan industri, pengembangan pilot project kawasan industri tertentu seperti kawasan industri halal, dan mendorong penyediaan dukungan infrastruktur bagi kebutuhan kawasan industri seperti jalan, pelabuhan, dan harga gas.

“Pemerintah optimistis Indonesia masih menjadi incaran para investor global untuk menanamkan investasinya dalam rangka ekspansi atau relokasi. Hal itu tercermin dari realisasi nilai investasi sektor manufaktur sebesar Rp272,9 triliun pada 2020, yang naik 26 persen dibandingkan 2019,” paparnya.

Peningkatan jumlah dan luasan kawasan industri terlihat dalam lima tahun terakhir. Dari sisi jumlah, terjadi peningkatan sebesar 47,5 persen. Sedangkan, dari sisi luas, mengalami peningkatan 15.662,02 hektare (Ha) atau sebesar 43,26 persen.

Di luar Jawa, jumlah kawasan industri melonjak sebanyak 14 kawasan, dengan penambahan luas lahan 8.664,36 hektar pada 2020. Di luar Jawa ketersediaan lahan masih relatif luas sehingga peningkatan persentase luas kawasan industri di luar Jawa lebih tinggi dibanding di Jawa.



Berita Populer


ASEANFLAG