Laba Bersih 2020 Prodia Melonjak 27,8% YoY Menjadi Rp268,75 Miliar


PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) membukukan pertumbuhan laba bersih sepanjang 2020 sekitar 27,8% menjadi Rp268,75 miliar dibandingkan dengan tahun lalu sekitar Rp210,261 miliar.

“Capaian pertumbuhan laba bersih disokong oleh peningkatan pendapatan bersih sebesar 7,4% menjadi Rp1,873 triliun per akhir Desember 2020 dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp1,744 triliun,” ucap Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty melalui siaran pers, Jumat (12/3).

Menurut dia, pendapatan dari masing-masing segmen pelanggan juga turut membesar dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan perseroan. Segmen pelanggan individu dan rujukan dokter menyumbang sekitar 61,2%,serta kontribusi segmen referensi pihak ketiga dan klien korporasi sekitar 38,8%.

““Tahun 2020 merupakan tahun yang penuh dengan tantangan tak terkecuali bagi kami yang berada di sektor kesehatan. Namun, pada masa pandemi COVID-19 ini, kami masih mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih, menjaga arus kas dan mempertahankan performa profitabilitas Prodia dengan tetap memprioritaskan keamanan, kesehatan dan keselamatan karyawan dan pelanggan,” urainya.

Sepanjang 2020, jumlah pemeriksaan mencapai 14 juta dan jumlah kunjungan mencapai 3,1 juta. Jumlah permintaan tes esoterik bertumbuh sebesar 191,5% pada menjadi 1,6 juta tes dan pendapatan tes esoterik turut membesar 131,8% pada menjadi Rp700,3 miliar. 

Total aset Produa sepanjang 2020 mencapai Rp2,232 triliu ln yang terdiri dari aset lancar sebesar Rp1,360 triliun dan aset non lancar menjadi Rp872,04 miliar. Total ekuitas naik menjadi sebesar Rp1,788 triliun dan liabilitas Rp443,75 miliar.

Secara akumulatif, Prodia mencatatkan arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi pada tahun lalu dalam posisi surplus menjadi sebesar Rp434,63 miliar meningkat dari Rp341,83 miliar posisi tahun sebelumnya. Peningkatan akun arus kas bersih dari aktivitas operasi ini didongkrak oleh meningkatnya penerimaan kas dari pelanggan sebesar 6,6% menjadi Rp1,879 triliun pada 2020. 

 

 



Berita Populer


ASEANFLAG