Penjualan Vale Indonesia Turun 2% (YoY) Menjadi US$764,7 Juta


PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatat penjualan sepanjang 2020 sebesar US$764,7 juta atau turun 2% dari tahun sebelumnya US$782 juta.

“Hal ini disebabkan harga realisasi rata-rata yang lebih rendah,” tutur CEO INCO, Niko Kanter dalam siaran pers, Jumat (26/2).

Harga realisasi rata-rata pengiriman nikel matte pada 2020 sebesar US$10.498 per ton, turun dari level 2019 sekitar US$10.855 per ton.

Beban pokok pendapatan tercatat sebesar US$640,4 juta atau 4% turun dari tahun sebelumnya US$664,3 juta. Penyebab utama turunnya beban pokok pendapatan adalah harga bahan bakar dan batubara yang lebih rendah.

Kas dan setara kas grup pada 31 Desember 2020 sebesar US$388,7 juta, naik US$139,6 juta dari saldo pada 31 Desember 2019. Ia menekankan bahwa Vale akan terus melakukan kontrol yang hati-hati atas pengeluaran untuk menjaga ketersediaan kas.

Belanja modal yang telah dikeluarkan sepanjang 2020 mencapai US$152,1 juta atau lebih rendah dari yang dikeluarkan pada tahun sebelumnya sebesar US$166,6 juta.

“Perseroan akan tetap fokus pada berbagai inisiatif produktivitas dan penghematan biaya untuk mempertahankan daya saing perusahaan dalam jangka panjang tanpa mengkompromikan nilai utama, yaitu keselamatan jiwa merupakan hal terpenting dan menjaga kelestarian bumi,” urainya.

Hingga akhir 2020, Vale telah memproduksi 72.237 metrik ton nikel dalam matte atau 2% lebih tinggi dibandingkan produksi tahun sebelumnya.

Pada tahun tersebut, konsumsi HSFO (high sulphur fuel oil) dan diesel menurun masing-masing sebesar 8% dan 12%, sementara konsumsi batubara naik 15% bila dibandingkan 2019. Kenaikan konsumsi batubara ini diimbangi dengan penurunan konsumsi HSFO dan diesel. Namun, harga HSFO, diesel dan batubara anjlok masing-masing sebesar 36%, 31%, dan 17%.



Berita Populer


ASEANFLAG