PBSI Bakal Memperkecil Porsi Saham Proyek Kereta Cepat


PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) berencana menurunkan porsi kepemilikan saham pada proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Saat ini, PBSI menguasai 60%. 

“Kita sedang melakukan negosiasi dengan pihak China agar porsi Indonesia bisa lebih kecil dari 60%, sehingga secara keseluruhan nantinya cost of run yang terjadi ini sama sekali tidak akan  berpengaruh terhadap apa yg sudah kita setorkan sebelumnya,” kata Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)Agung Budi Waskito dalam jumpa pers, Rabu (14/4).

Dijelaskan, PBSI beranggotakan Wijaya Karya dengan porsi kepemilikan 38%, PT Kereta Api Indonesia (Persero) 25%, PT Perkebunan Nusantara VIII 25%, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk 12%.

“Jadi memang di proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung tentunya akan terjadi cost of run yang saat ini sedang di hitung2 oleh temen-teman PT Kereta Cepat Indonesia China. Berapa besarannya, ya tentunya kita akan menunggu, tetapi yang saya dengar memang kurang lebih hampir 20an persen,” urainya. 

Oleh sebab itu, ia berharap porsi kepemilikan saham Indonesia lebih kecil sehingga cost of run dapat ditanggung oleh pemerintah China. “Itu yang sedang kami usahakan,” tegasnya. 

Seperti diketahui, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung digarap oleh konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Entitas ini merupakan gabungan antara PBSI dengan kepemilikan 60% dan Beijing Yawan HSR Co. Ltd. sebanyak 40%. 



Berita Populer


ASEANFLAG