Pendapatan Itama Ranoraya Melonjak 134%


Jakarta - PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) sepanjang 2021 membukukan pendapatan mencapai Rp1,32 triliun atau meningkat 134% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp563,9 miliar.

Direktur Utama IRRA Heru Firdausi Syarif mengatakan kontribusi terbesar disumbang penjualan untuk segmen non-pemerintah dengan penjualan sebesar Rp663,8 miliar atau tumbuh 247% YoY. Sedangkan penjualan untuk segmen pemerintah tumbuh 76% YoY atau menjadi Rp655,1 miliar.

Dengan hasil tersebut, porsi penjualan non-pemerintah terhadap total pendapatan meningkat dari 34% pada 2020 menjadi 50,3% pada 2021.

“Raihan pendapatan perseroan di sepanjang tahun 2021 di atas dari target pertumbuhan yang ditetapkan yaitu 80%-100%. Ini merupakan keberhasilan kami dalam memperbesar pasar segmen non-pemerintah baik itu korporasi maupun ritel," dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (9/2).

Lebih lanjut, perseroan terus menambah jaringan distribusi menjadi 123 sub distributor di sepanjang tahun lalu atau bertambah 111 sub distributor. Alhasil, terjadi peningkatan jumlah pelanggan signifikan sebesar 140% menjadi sebanyak 1.137 konsumer.

Distribusi pendapatan juga membaik dimana pada 2020 kuartal I dan kuartal II hanya berkontribusi 14% terhadap total pendapatan setahun. Pada 2021, pendapatan kuartal I dan kuartal II sudah mencapai 43% ditopang oleh perbaikan distribusi ini juga merupakan dampak dari kenaikan penjualan ke non-pemerintah.

Berdasarkan produk, penjualan rapid test Covid di sepanjang 2021 menyumbang 71% terhadap total pendapatan atau mencapai Rp939 miliar. Sebanyak 51% penjualan rapid test Covid berasal dari penjualan untuk non-pemerintah yaitu korporasi dan ritel, sisanya sebesar 49% berasal dari pemerintah.

Sementara untuk penjualan produk auto disable syringe (ADS) oneject mencapai 11%, abbott reagent sebesar 10%, mesin aphresis (blood and cell therapy) sebesar 3%.



Berita Populer


ASEANFLAG