Rights Issue BBTN Tunggu Pernyataan Efektif dari OJK


Jakarta - Agenda Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk terus berjalan, meskipun ada beberapa perubahan jadwal.

Informasi yang beredar di pelaku pasar menyebutkan aksi korporasi ini akan terlaksana sebelum 2022 berlalu.

Saat ini, emiten Bursa Efek Indonesia berkode saham BBTN ini tengah menanti pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Setelah mengantongi pernyataan efektif, prospektus final akan dirilis dan proses rights issue mulai dijalankan. Maka itu, tanggal indikatif sebagaimana disampaikan pada prospektus awal akan mengalami sedikit pergerseran seperti tanggal cum date, ex date, periode perdagangan right dan distribusi saham.  

Cum date adalah tanggal terakhir perdagangan saham dengan HMETD, sedangkan ex date adalah tanggal perdagangan saham tanpa HMETD. Artinya, masyarakat yang berminat mendapatkan rights, harus memiliki saham BBTN paling lambat di tanggal cum date.

“Ini merupakan kesempatan langka mendapatkan harga saham BBTN di harga diskon. PBV BBTN saat ini 0,76x, dan sangat mungkin harga rights akan di bawah harga saham induk, jadi dua kali diskon,” kata Analis MNC Sekuritas Tirta Gilang Citradi dikutip Kamis (8/12).  

Terkait harga pelaksanaan, sejauh ini belum ada informasi. Manajemen akan menyampaikan hal tersebut dalam prospektus final.

Harga ini akan diperoleh dari proses penjaringan minat yang dilakukan manajemen dalam sejumlah roadshow ke investor, terutama institusi asing.
 
Sebagai informasi, dalam aksi korporasi rights issue, setelah melakukan RUPS emiten biasanya melakukan pengumuman lagi dalam dua tahap yaitu keterbukaan informasi terkait rights issue yang masih berisi informasi indikatif dan pengumuman tambahan informasi dari prospektus yang sifatnya sudah final setelah pernyataan pendaftaran menjadi efektif.

Analis RHB Sekuritas Indonesia Ryan Santoso dan Andrey Wijaya mengatakan, masuknya dana segar baru dari pelaksanaan rights issue bakal mengerek capital adequacy ratio (CAR) BTN menjadi sekitar 19%-20%, dibandingkan catatan September 2022 sebesar 17,3%.  

“Kami memperkirakan masuknya dana segar baru tersebut akan memperkuat kemampuan perseroan untuk mendongkrak pertumbuhan kredit ke depan. Apalagi pemerintah merencanakan peningkatan pemberian subsidi pembelian rumah bagi 200 ribu unit tahun 2023, dibandingkan target tahun 2022 sekitar 168 ribu,” terangnya dalam riset beberapa waktu lalu.

RHB Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham BBTN dengan target harga Rp2.450 per saham yang merefleksikan kian pesatnya peningkatan laba bersih perseroan setelah rights issue tuntas tahun ini.

Sebelumnya, BRI Danareksa Sekuritas telah terlebih dahulu memberikan rekomendasi beli saham BBTN dengan target harga Rp2.500. Target tersebut mereflesikan kuatnya pertumbuhan kinerja keuangan perseroan hingga September 2022.

Rekomendasi beli saham BBTN juga datang dari Mandiri Sekuritas dengan target Price sekitar Rp2.300 per saham. Rekomendasi beli ini tidak terlepas dari rencana rights issue Bank BTN yang saat ini tengah berjalan.

Dana hasil rights issue yang diraih perseroan sekitar Rp4,13 triliun akan digunakan untuk memperbesar kapasitas pembiayaan perumahan.

 



Berita Populer


ASEANFLAG