DGIK Berencana Akuisisi 35% Saham Dirgantara Yudha


Jakarta - PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) melalui anak usahanya PT Duta Buana Permata (DBP) akan melakukan pembelian sebesar 35% saham PT Dirgantara Yudha Artha dengan nilai transaksi sebesar Rp256,5 miliar.

Pembelian tersebut merupakan tahapan awal dari proses Sinergi lini bisnis konstruksi yang dimiliki PT Global Dinamika Kencana (GDK) untuk memperkuat lini bisnis konstruksi.

Sinergi juga ditujukan untuk percepatan pertumbuhan lini bisnis kontruksi kedepannya, yang seluruhnya nanti dibawah DGIK dan membawa DGIK ke level yang lebih tinggi yaitu menjadi salah satu perusahaan konstruksi swasta nasional besar di Indonesia yang bisa bersinergi dengan perusahaan konstruksi besar lainnya baik dalam dan luar negeri.

Menurut Direktur Utama DGIK Budi Susilo, konsolidasi ini merupakan bagian dari pertumbuhan inorganik yang mampu mendorong pertumbuhan secara eksponensial.

“Jadi dengan sinergi ini, maka sudah pasti kapasitas kami meningkat, baik dalam hal penambahan spesialisasi segmen konstruksi yang dimiliki maupun peningkatan sumber daya operasional konstruksi seperti peralatan konstruksi, sehingga peningkatan kapasitas akan memperbesar pertumbuhan perseroan kedepannya. Kami akan semakin agresif untuk menggarap proyek-proyek high rise building dan infrastruktur yang menjadi keahlian kami, tidak hanya di tanah air, bahkan manca negara," kata Budi melalui siaran pers, Senin (18/4).

Dirgantara Yudha Artha (Dirgantara) merupakan perusahaan konstruksi dengan spesialisasi pada konstruksi infrastruktur.

Selain segmen jasa konstruksi, Dirgantara juga menyediakan jasa sewa alat berat untuk mengoptimalkan monetisasi keunggulan peralatan konstruksi yang dimiliki oleh perseroan. Dirgantara didukung lebih dari 300 alat berat yang dimiliki sehingga langkah sinergi ini memperkuat kinerja DGIK. 

"Langkah konsolidasi ini berada dalam jalur yang tepat ditengah momentum pemulihan ekonomi secara global terkhusus ekonomi Indonesia dari dampak Pandemi Covid-19," tegasnya.

Ia menilai permintaan jasa konstruksi akan pulih seiring dengan pergerakan ekonomi yang ekspansif mulai tahun ini.



Berita Populer


ASEANFLAG