Laba Bersih BCA Tumbuh 15,8%
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengumumkan pertumbuhan laba bersih sebear 15,8% menjadi Rp23,2 triliun di sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini dari periode serupa tahun lalu Rp20 triliun.
Tingginya capaian laba bersih ini ditopang oleh peningkatan penyaluran kredit baru sekitar 13,8%, sehingga mendongkrak kenaikan total kredit BCA sekitar 4,1% menjadi Rp605,9 triliun.
“Pertumbuhan kredit didongkrak oleh membaiknya permintaan segmen korporasi dan KPR dengan masing-masing naik 7,1% dan 6,5% menjadi Rp269,9 triliun dan Rp95,1 triliun,” ucap Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja melalui siaran pers, Jumat (22/10).
Di periode yang sama, kredit komersial dan UKM mencatatkan rebound, naik 1,5% menjadi Rp185,4 triliun. Sementara itu, kredit kendaraan bermotor turun 7,6% menjadi Rp35,6 triliun.
Dari sisi dana pihak ketiga, BCA berhasil membukukan kinerja yang solid pada triwulan III 2021. CASA naik 21,0% mencapai Rp721,8 triliun dan deposito naik 9,7% menjadi Rp201,9 triliun.
Secara keseluruhan, total dana pihak ketiga bertumbuh sebesar 18,3% menjadi Rp923,7 triliun, sehingga mendorong total aset BCA tumbuh 16,5% YoY mencapai Rp1.169,3 triliun.
“Seiring pertumbuhan likuiditas yang kokoh serta kinerja outstanding kredit yang membaik, BCA mempertahankan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih (net interest income) selama sembilan bulan pertama tahun 2021, yakni naik 3,3% YoY menjadi Rp42,2 triliun,” tambahnya.
Pendapatan selain bunga tercatat Rp15,5 triliun atau tumbuh 2,4% yang ditopang oleh menguatnya pendapatan fee dan komisi sebesar 11,2% menjadi Rp10,7 triliun. Secara total, pendapatan operasional tercatat Rp57,6 triliun atau naik 3,1%.
Rasio keuangan BCA tetap kokoh dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio) sebesar 26,2% dan kondisi likuiditas tetap memadai dengan loan to deposit ratio (LDR) sebesar 62,0%. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan) terjaga sebesar 2,4% didukung oleh kebijakan relaksasi restrukturisasi.